Halloww...
Kawan, bertemu sahabat SMA, menjadi sesuatu hal yang
menyenangkan buat saya, selain bisa berbagi pengalaman, nostalgia, juga bisa
menjadi arena bersilaturahmi, berarti dapat pahala dung!
Akhirnya, kemarin hari sabtu, saya maen ke rumahnya Ecy,
teman SMA. Katanya, dia baru pindahan, githo! Saya kerumah Ecy, sama Icha. teman
saya, sahabat saya, pacar saya. Yah, pacar saya, masih pacar saya,
oh iya pacar saya, nggak, anu, pacar saya, kok. Sumpah.
Lanjut.
Awalnya, kami bingung nyari alamat rumah Ecy. Katanya, di
Raflesia blok D, tapi setelah muter-muter belom ketemu juga, cape deh. Disebuah
bunderan, saya berhenti buat nelpon Ecy.
“Hallow”
“hallow Al” kata Ecy.
“Cy, dimana, sih rumah lu! Gua udah cape muter-muter!”
“ih, gimana, yah, lu sekarang dimana?”
“gua di, bunderan yang deket sekolahan!” kata saya kecapean.
“aduh, itu udah deket, bentar lagi”
Saya menutup telpon sambil malas. Karena, sikap mudah
menyerah yang ada dalam diri saya, kami muter balik, malah menuju water world.
Padalah, sebenarnya, Raflesia perumahan yang kami tuju, ada di ujung bunderan
tadi.
Menunggu beberapa menit, Ecy menjemput kami yang udah
kecapean. Ecy boncengan sama, pacarnya, suaminya, Abang Ojek.
Lanjut lagi.
Kita ngobrol-ngobrol aja kesana kemari, nyeritain keadaan
masing-masing, juga keadaan teman-teman yang lain. Githu lah, tahu sendiri kalo
udah ketemu teman, sahabat, pasti seru dan asik, juga menyenangkan.
Secara nasib, saya dan Ecy nggak jauh beda. Kami bekerja dan
kuliah, kami hidup mengalir seperti air, berusaha sekuat tenaga, menjalankan
plan ABC kami sewaktu SMA, begaol, mencari cinta, senang-senang, dan lain
sebagainya. Biasa saja. Tidak ada yang aneh.
Sampai akhirnya pulang, saya belum ngobrol apa-apa dengan
pacar saya. Ini kali pertama kami jalan setelah lebaran tahun lalu. Kami memang
jarang berkomunikasi. Agak aneh rasanya diantara kita berdua. Saya tidak
merasakan apapun, rasanya hampa begitu saja didekat dia, nggak seperti dulu,
semasa kami sekolah.
Saya pengen bilang sejujurnya: Cin, kok aku gini, yah. Aku ngerasa aneh jalan sama Cinta. Kaya kurang
sreg githu. Padahal, dulu, setiap kita jalan, pasti selalu menyenangkan. Tapi,
kenapa hari ini, rasa itu hilang yah. Bahkan sekarang, aku tak berani menyentuh
tanganmu dan bilang kalo aku sayang kamu, aku tak berani, sebab rasanya semua
biasa saja. Aku nggak tahu gimana caranya balikin rasa itu, menurutku ini semua
terjadi sewaktu Cinta memutuskan bekerja jauh disana dari aku. Ah, entahlah,
kita jalani saja hari-hari kita, meskipun seperti ini. Biarlah takdir yang
menentukan. Maafin aku kalo aku salah..
Saya pengen bilang seperti itu, tapi, tapi belum berani.
Saya memang pengecut, tidak bisa melakukan apa yang seharusnya dilakukan. Ah,
sudahlah.
Sepulang mengantarkan Icha pulang, saya maen di rumahnya
Eri. Sampai larut malam saya baru pulang ke rumah.
Well, terima kasih hari ini.
0 Komentar:
Posting Komentar
Jadi bagaimana menurutmu tentang Mimpiku?