Pages

Sabtu, 12 Mei 2012

Bertemu Dwi Siswanto



Kalo ketemu temen yang udah lama gak ketemu, pasti selalu ada aja cerita baru yang bisa dibagi. Entah itu pengalaman masa lalu, atau pun tentang kesibukan yang lagi dijalanin.

Seperti waktu hari Jum’at kemaren. Sehabis shalat Jum’at, secara gak sengaja saya ketemu temen maen waktu kecil. Namanya Dwi Siswanto. Dari dulu dia selalu terinspirasi oleh Vokalis Peterpan, Ariel. Sampai sekarang gayanya Ariel masih selalu dia tiru. Tenang, Cuma gayanya kok, gak sampe kelakuannya.

Kami berdua saling menceritakan kehidupan masing-masing. Ngobrol dari timur ke barat sampai selatan ke utara.


Sejak lulus dari SMAN 1 Tenjo tiga tahun yang lalu, Dwi Siswanto hijrah ke Sukabumi untuk kuliah D.1 Pertanian. Setelah itu, dia bekerja di sebuah yayasan konsultan pertanian. Kerjanya Cuma jalan-jalan buat penyuluhan pertanian. Makanya, dari tadi ketemu dia menguasai obrolan tentang pertanian. Yang terjadi, saya sebagai seorang yang buta pertanian, bingung mampus. Pestisida, bakteri, hibrida, pupuk, bahan kimia dan segala macamnya dia jelasin secara runtut di depan muka saya yang polos. Secara umum saya (pura-pura) ngerti.

Saya githu lho, selalu bisa (pura-pura) ngerti.

Yang bikin saya kagum, dua tahun ini, dia udah keliling ke beberapa daerah di Indonesia. Baru dua minggu lalu dia baru pulang dari Makassar, setelah sebelumnya dia melakukan konsultasi pertanian di: Bogor, Solo, Jakarta, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan dll.

Menurut saya itu keren. Cuma dengan bisa menjadi konsultan pertanian, dia bisa keliling Indonesia. Membantu masyarakat untuk bertani secara modern, dengan mengubah paradigma yang salah dalam pertanian.

Lantas, bagaimanakah cara bertani yang benar?

Jangan tanya ke saya, buka ahlinya.


Kawan.. (mulai deh lebay)
‘banyak orang yang panjang pengalamannya tapi tak kunjung belajar, namun tak jarang pengalaman yang pendek mencerahkan sepanjang hidup’. Saya kutip dari bukunya kak Andrea Hirata yang berjudul Edensor. Nah, teman saya ini, baru punya pengalaman satu tahun kuliah pertanian, sudah bisa menebarkan ilmunya ke berbagai daerah di Indonesia, membantu para petani yang lain. Keren bukan buatan.

Selain dari pada itu, saya pun mengunjungi rumahnya. Saya hampir kurang percaya, kalo lahan yang dulu –waktu saya masih kecil dan suka kencing di situ- masih berupa alang-alang, sekarang sudah menjadi kebun yang, keren.

Yah, teman saya ini, menggarap lahan disamping rumahnya, milik orang Jakarta, yang selama ini diacuhkan masyarakat Tenjo, menjadi sebuah kebun yang terdiri dari, pohon: melon, cabai, kacang panjang, bawang, tomat dll. Berjalan sedikit ke belakang kebun ini, terdapat tiga petak sawah, yang tenyata juga telah ia garap sendiri.

Agak kurang matching ya, usia muda, yang katanya bergaya mirip Ariel, harusnya cool nongkrong di emoll, eh ini dengan senang hati menjadi petani dan mencerdaskan kehidupan para petani. Sebuah langkah yang: keren.

Lah saya? Menanam cabai pun malah jadi pedas buahnya.

Sekedar iseng, saya coba menghasut dia.

‘Dwi’. Kata saya kalem. ‘gimana kalo hari minggu kita nongkrong ke Pamulang Square?’

Dia menarik nafas. ‘hmm.. kagak bisa Gis, habisnya melon gue udah berbunga’ jawab dia sambil motongin daun melon yang layu. ‘punya pohon melon itu, sama kaya punya bayi tahu Gris, perlu dirawat’

Owh, dia ternyata udah serius untuk menjadi petani. Bukti lainnya, dia bilang kalo dia udah ditawarin buat penyuluhan di Helsinki – Finlandia. Gileeeee... Eropa men, Eropa.. tapi pas saya tanya mau diambil atau enggak, eh dia malah bilang:

‘nggak ah, mendingan memajukan daerah sendiri dulu. Nanti juga gue bisa ke Eropa dengan ONGKOS GUE SENDIRI’

Bujubuneng..

Satu hal yang saya lupa, dia sama kaya saya, BELOM BISA BAHASA INGGRIS.

Pas saya mau pulang dari rumah Dwi. Dia bilang ke saya, kalo dia pengen kuliah lagi tapi sambil kerja -bertani-. Dia kepengen apa yang udah dia dapat dan coba dalam bidang pertanian, dapat ia bagi ke petani sekitar agar supaya bersama-sama mendapatkan hasil panen yang melimpah dan berkualitas.


Hari ini, saya kembali menemukan sahabat yang selalu bisa memberi inspirasi untuk hidup yang lebih baik.

Barangkali pertemuan ini telah Tuhan siapkan untuk bilang ke saya:
Tigris, lihatlah kawanmu ini, dia sudah bisa berkeliling daerah, berbagi ilmu, namun tetap merindukan rumah keluarganya. Nah, kenapa Tigris masih suka begadang dan tidur siang?

By-by

0 Komentar:

Posting Komentar

Jadi bagaimana menurutmu tentang Mimpiku?

THANKS FOR COMING
SELAMAT BERMIMPI
Fitri Al Tigris. Diberdayakan oleh Blogger.