Pages

Minggu, 17 Juni 2012

Ulang Tahun Mamah, Pelulusan dan Wekeend!!


Kata Mamah, selama dia menjadi guru baru ulang tahun kali ini yang dirayain sama anak muridnya. Baru kali ini beliau merasa sangat dihargai disaat banyak konflik yang sedang mendera. (Dan buat mamah, selamat ulang tahun ya, anakmu siap menjadi orang yang berguna mengikuti apa yang Mamah perintahkan).

Hari ulang tahun Mamah tanggal 16 Juni. Anak-anak muridnya mengetahui itu entah dari mana. Tanpa diketahui siapapun mereka membuat sebuah rencana. Mereka mengumpulkan uang walopun pemerintah melarang anak sekolah membayar iuran. Mereka membeli sesuatu, masing-masing membungkusnya dengan kertas yang indah.

Esoknya, pagi-pagi sekali, sebelum para guru datang, mereka menghias kelas. Pita, balon dan sejenisnya menghiasi ruangan kelas mereka.

Oya, masih ingat Divani? Dialah ketua dari semua rencana itu. Bersama teman-temannya yang lain, dia mendalangi kegiatan surprise buat gurunya itu, yang tak lain tak bukan adalah Mama gue.

Gue datang seperti biasa bertampang ganteng dan kuli.

Gak ada yang aneh, masih seperti suasana hari-hari sebelumnya. jam pun masih berdetak, tukang cimol masih berada di tempat, nasi uduk masi tiga ribu rupiah, ale-ale masih seribu rupiah.

Komplotannya Divani senyum-senyum..

Sepuluh menit kemudian, Mama gue atau guru kelasnya mereka datang.
Saat itu juga semua anak masuk ke kelas. Kelasnya dikunci. Gurunya bingung.

Lalu, tanpa tau menahu, tanpa diduga duga, tanpa ada rasa ingin tahu, gurunya masuk. Membuka pintu. Dan..........

“KYAAAA!!!! TARRAAA!!” tereak anak-anak yang dipimpin Divani. Sambil pegang balon mereka menyanyikan sebuah lagu. “SELAMAT ULANG TAAHUUUN, kami ucapkaaan...”

Gurunya, bingung setengah mati sambil nahan air mata.

“SEMOGA sejahteera...” anak-anak masih terus bernyanyi. “Sehat sentosa... semoga panjang umur... dan BAHAGIAAAA!!!...YEEEEE”.

Terdengarlah suara tepuk tangan menghiasi kelas mereka.

Gue yang masih duduk-duduk di teras ruang guru, ngerasa aneh, kaget, terus melongo. Gue bertanya-tanya, apa yang sedang terjasi? Jawabannya pun langsung gue ketahui. Yang terjadi, gue lupa sarapan..

Gue dan temen-temen guru yang lain bergegas menuju kelasnya Divani. Seketika gue melihat kelas yang udah dihias. Di atas meja guru tampak berbagai macam bungkus kado. Dan di sebelahnya ada kue ulang tahun yang ada lilinnya. Langsung gue berdoa, mudah-mudahan gue dikasih kuenya, buat mengatasi rasa lapar ini.

Jadinya satu hari itu malah digunakan untuk acara ulang tahunan kayak gini. Untungnya sih, ini lagi hari bebas gitu, kan cuma tinggal menunggu pembagian raport.

Seorang bapak guru memimpin diminta buat memimpin doa. Walopun acaranya tiup lilin ato kasih kado (yang kayanya itu bukan budaya kita ya) api tetep semua kegiatan haru dibarengi dengan doa.

Terus, entah mengapa pas ucapan terima kasih dari gurunya (Mama gue) yang sedang berulang tahun itu, suasana jadi bertabur air mata. Bu Dini malah yang pertama sesenggukan, air matanya langsung mengalir. Bahkan anak murid pun pada ikutan gitu. Menangisnya menangis terharu.

Mungkin nangis-nangisan ini bisa menjadi bukti, dimana murid yang menghargai gurunya dan guru pun yang akan selalu mendoakan muridnya. Keikhlasan diantara keduanya menimbulkan perasaan yang uuuhhhh.. mengharukan. Menciptakan suasana saling menyayangi. (cailah)

Lah, gue, sebagai seorang anak muda yang patriotisme, bertahan untuk tidak mengeluarkan air mata. Tetapi pada saat itu juga gue malah melongo, bengong imut tiada tara. Gue tuh emang anaknya kurang terenyuh sama kayak gini. Gue malah biasa aja..

Sampai akhirnya acaranya selesai. Doa gue pun terkabulkan. Gue dapat kuenya. Tanpa basa basi menyantapnya secara brutal. Terima kasih Ya Tuhan.

Pas di rumah, Mamah gue sibuk buka-buka kado ulang tahun dari muridnya sambil mesem-mesem, senyum gak karuan. Beliau sangat mensyukuri itu semua. Tentunya tiada yang paling membuat bahagia bagi seorang guru selain daripada penghargaan dari para muridnya.

Kado dari gue buat Mama.....ada deh. gue baru beli kemaren..


Terus cerita yang lainnya, gue, guru-guru yang lain dan anak murid kelas 6, pergi pikni ke Cikole. Dalam rangka pelulusan aja.

Berangkat dengan senang dan bahagia tanpa ada rasa cemas yang melanda. Perjalanannya pun seru karena di dalam mobil bus ramai sama celoteh anak-anak.

Burung masih berkicau, langit membiru, udara selalu sejuk, tapi tiba-tiba ban mobil bocor di tengah jalan. Kami semua panik. Takut kalo disuruh jalan kaki. Lalu dengan sigap Pak Sopir dan asisstennya mengganti ban yang bocor dengan ban sepeda ban yang baru.

Selama membetulkan ban, sebagian guru keluar mobil, ada yang merokok, ada yang kencing. Mereka santai-santai dulu sejenak sebelum ban mobil beres di betulkan.

Setelah bannya diganti, perjalanan pun dilanjutkan. Kita semua bersyukur tidak harus melanjutkan dengan jalan kaki. Pintu kembali ditutup. Pak sopir kembali menghidupkan mesin dan mobil berjalan perlahan.

Namun, kami semua merasa aneh. Aneh karena mobil kembali berjalan? Oh bukan. Kami semua aneh karena dari kaca depan terlihat seorang ibu-ibu menunjuk-nunjuk ke arah mobil kami. Ibu-ibu itu menunjuk dan ingin mengatakan sesuatu.

Kami memerhatikan dengan sekasama ibu-ibu itu.

“PAK OPIK KETINGGALAN!!” terdengar suara panik dari bagian belakang! “aih, Pak Opik gak ada”.

Mobil langsung ngrem mendadak. Akhirnya kami tahu maksud Ibu-ibu itu. Dia menunjuk ke bagian belakang mobil. Yang ternyata di situ, Pak Opik sedang mengejar-ngejar mobil.

“huh..huh..huh” Pak Opik ngos-ngosan masuk ke dalam mobil. “aduh, kok saya ditinggalin sih”.

Kami semua senyum-senyum. (karena mau ketawa takut karena dia guru, dan paling tua disini). Tapi sumpah gue pengen ngakak.

Selebihnya, acara piknik sekaligus pelulusan itu berjalan dengan lancar, bahagia, aman dan sentosa. Alhamdulillah, murid di SD kami luluskan semua. Selamat ya buat anak-anak yang lulus..


Pengalaman lain minggu ini. gue ketemu sama teman-teman kecil dulu waktu masih satu pengajian. Terus karena kita ngerasa udah gaul, kita pada makan di tempat Pizza gitu. Tahunya lidah kita gak pernah berubah dan gak mau beradaptasi sama makanannya. Biar ga dibilang cemen, kita makan aja deh penuh pendustaan.

Gaulnya doang Pizza, padahal mah enakan makan di warteg, nasi padang ato nasi uduk. Iya gak?

Tapi namanya juga nyoba-nyoba. Iya gak?
Kalo udah tau mah yaudah.. iya gak?

Terus pas bayar bill-nya, bujubunengkutukupretdutraullemos, berkali-kali lipat dari makan di warteg kali. Pada akhirnya, kita beli minum di Indomart sambil kembali bercerita tentang makanan mahal tadi.


Yang terakhir, gue pengen minta maaf sama si pacar. Tadinya gue janji mau jalan sama dia, tapi karena guenya cape, yaudah gue cancel dulu.

Mohon maaf lahir bathin yaa..
Ntar kalo udah libur kita jalan koq, jalan kaki. ^_^

0 Komentar:

Posting Komentar

Jadi bagaimana menurutmu tentang Mimpiku?

THANKS FOR COMING
SELAMAT BERMIMPI
Fitri Al Tigris. Diberdayakan oleh Blogger.