Kata Mamah,
selama dia menjadi guru baru ulang tahun kali ini yang dirayain sama anak
muridnya. Baru kali ini beliau merasa sangat dihargai disaat banyak konflik
yang sedang mendera. (Dan buat mamah, selamat ulang tahun ya, anakmu siap
menjadi orang yang berguna mengikuti apa yang Mamah perintahkan).
Hari ulang
tahun Mamah tanggal 16 Juni. Anak-anak muridnya mengetahui itu entah dari mana.
Tanpa diketahui siapapun mereka membuat sebuah rencana. Mereka mengumpulkan
uang walopun pemerintah melarang anak sekolah membayar iuran. Mereka membeli
sesuatu, masing-masing membungkusnya dengan kertas yang indah.
Esoknya,
pagi-pagi sekali, sebelum para guru datang, mereka menghias kelas. Pita, balon
dan sejenisnya menghiasi ruangan kelas mereka.
Oya, masih
ingat Divani? Dialah ketua dari semua rencana itu. Bersama teman-temannya yang
lain, dia mendalangi kegiatan surprise buat gurunya itu, yang tak lain tak
bukan adalah Mama gue.
Gue datang
seperti biasa bertampang ganteng dan kuli.
Gak ada yang
aneh, masih seperti suasana hari-hari sebelumnya. jam pun masih berdetak,
tukang cimol masih berada di tempat, nasi uduk masi tiga ribu rupiah, ale-ale
masih seribu rupiah.
Komplotannya
Divani senyum-senyum..
Sepuluh menit
kemudian, Mama gue atau guru kelasnya mereka datang.
Saat itu juga semua anak
masuk ke kelas. Kelasnya dikunci. Gurunya bingung.
Lalu, tanpa
tau menahu, tanpa diduga duga, tanpa ada rasa ingin tahu, gurunya masuk. Membuka
pintu. Dan..........
“KYAAAA!!!!
TARRAAA!!” tereak anak-anak yang dipimpin Divani. Sambil pegang balon mereka
menyanyikan sebuah lagu. “SELAMAT ULANG TAAHUUUN, kami ucapkaaan...”
Gurunya,
bingung setengah mati sambil nahan air mata.
“SEMOGA
sejahteera...” anak-anak masih terus bernyanyi. “Sehat sentosa... semoga
panjang umur... dan BAHAGIAAAA!!!...YEEEEE”.
Terdengarlah
suara tepuk tangan menghiasi kelas mereka.
Gue yang
masih duduk-duduk di teras ruang guru, ngerasa aneh, kaget, terus melongo. Gue bertanya-tanya,
apa yang sedang terjasi? Jawabannya pun langsung gue ketahui. Yang terjadi, gue
lupa sarapan..
Gue dan
temen-temen guru yang lain bergegas menuju kelasnya Divani. Seketika gue
melihat kelas yang udah dihias. Di atas meja guru tampak berbagai macam bungkus
kado. Dan di sebelahnya ada kue ulang tahun yang ada lilinnya. Langsung gue berdoa,
mudah-mudahan gue dikasih kuenya, buat mengatasi rasa lapar ini.
Jadinya satu
hari itu malah digunakan untuk acara ulang tahunan kayak gini. Untungnya sih,
ini lagi hari bebas gitu, kan cuma tinggal menunggu pembagian raport.
Seorang bapak
guru memimpin diminta buat memimpin doa. Walopun acaranya tiup lilin ato kasih
kado (yang kayanya itu bukan budaya kita ya) api tetep semua kegiatan haru
dibarengi dengan doa.
Terus, entah
mengapa pas ucapan terima kasih dari gurunya (Mama gue) yang sedang berulang
tahun itu, suasana jadi bertabur air mata. Bu Dini malah yang pertama sesenggukan,
air matanya langsung mengalir. Bahkan anak murid pun pada ikutan gitu. Menangisnya
menangis terharu.
Mungkin nangis-nangisan
ini bisa menjadi bukti, dimana murid yang menghargai gurunya dan guru pun yang
akan selalu mendoakan muridnya. Keikhlasan diantara keduanya menimbulkan
perasaan yang uuuhhhh.. mengharukan. Menciptakan suasana saling menyayangi.
(cailah)
Lah, gue,
sebagai seorang anak muda yang patriotisme, bertahan untuk tidak mengeluarkan
air mata. Tetapi pada saat itu juga gue malah melongo, bengong imut tiada tara.
Gue tuh emang anaknya kurang terenyuh sama kayak gini. Gue malah biasa aja..
Sampai akhirnya
acaranya selesai. Doa gue pun terkabulkan. Gue dapat kuenya. Tanpa basa basi
menyantapnya secara brutal. Terima kasih Ya Tuhan.
Pas di
rumah, Mamah gue sibuk buka-buka kado ulang tahun dari muridnya sambil
mesem-mesem, senyum gak karuan. Beliau sangat mensyukuri itu semua. Tentunya tiada
yang paling membuat bahagia bagi seorang guru selain daripada penghargaan dari
para muridnya.
Kado dari
gue buat Mama.....ada deh. gue baru beli kemaren..
Terus cerita
yang lainnya, gue, guru-guru yang lain dan anak murid kelas 6, pergi pikni ke
Cikole. Dalam rangka pelulusan aja.
Berangkat dengan
senang dan bahagia tanpa ada rasa cemas yang melanda. Perjalanannya pun seru
karena di dalam mobil bus ramai sama celoteh anak-anak.
Burung masih
berkicau, langit membiru, udara selalu sejuk, tapi tiba-tiba ban mobil bocor di
tengah jalan. Kami semua panik. Takut kalo disuruh jalan kaki. Lalu dengan
sigap Pak Sopir dan asisstennya mengganti ban yang bocor dengan ban sepeda
ban yang baru.
Selama membetulkan
ban, sebagian guru keluar mobil, ada yang merokok, ada yang kencing. Mereka santai-santai
dulu sejenak sebelum ban mobil beres di betulkan.
Setelah bannya
diganti, perjalanan pun dilanjutkan. Kita semua bersyukur tidak harus
melanjutkan dengan jalan kaki. Pintu kembali ditutup. Pak sopir kembali
menghidupkan mesin dan mobil berjalan perlahan.
Namun, kami
semua merasa aneh. Aneh karena mobil kembali berjalan? Oh bukan. Kami semua
aneh karena dari kaca depan terlihat seorang ibu-ibu menunjuk-nunjuk ke arah
mobil kami. Ibu-ibu itu menunjuk dan ingin mengatakan sesuatu.
Kami memerhatikan
dengan sekasama ibu-ibu itu.
“PAK OPIK
KETINGGALAN!!” terdengar suara panik dari bagian belakang! “aih, Pak Opik gak
ada”.
Mobil
langsung ngrem mendadak. Akhirnya kami tahu maksud Ibu-ibu itu. Dia menunjuk ke
bagian belakang mobil. Yang ternyata di situ, Pak Opik sedang mengejar-ngejar
mobil.
“huh..huh..huh”
Pak Opik ngos-ngosan masuk ke dalam mobil. “aduh, kok saya ditinggalin sih”.
Kami semua
senyum-senyum. (karena mau ketawa takut karena dia guru, dan paling tua
disini). Tapi sumpah gue pengen ngakak.
Selebihnya,
acara piknik sekaligus pelulusan itu berjalan dengan lancar, bahagia, aman dan
sentosa. Alhamdulillah, murid di SD kami luluskan semua. Selamat ya buat
anak-anak yang lulus..
Pengalaman lain
minggu ini. gue ketemu sama teman-teman kecil dulu waktu masih satu pengajian. Terus
karena kita ngerasa udah gaul, kita pada makan di tempat Pizza gitu. Tahunya lidah
kita gak pernah berubah dan gak mau beradaptasi sama makanannya. Biar ga
dibilang cemen, kita makan aja deh penuh pendustaan.
Gaulnya doang
Pizza, padahal mah enakan makan di warteg, nasi padang ato nasi uduk. Iya gak?
Tapi namanya
juga nyoba-nyoba. Iya gak?
Kalo udah
tau mah yaudah.. iya gak?
Terus pas
bayar bill-nya, bujubunengkutukupretdutraullemos, berkali-kali lipat dari makan
di warteg kali. Pada akhirnya, kita beli minum di Indomart sambil kembali
bercerita tentang makanan mahal tadi.
Yang terakhir,
gue pengen minta maaf sama si pacar. Tadinya gue janji mau jalan sama dia, tapi
karena guenya cape, yaudah gue cancel dulu.
Mohon maaf
lahir bathin yaa..
Ntar kalo
udah libur kita jalan koq, jalan kaki. ^_^
0 Komentar:
Posting Komentar
Jadi bagaimana menurutmu tentang Mimpiku?