Kali ini, izinkan gue untuk kembali menceritakan bagaimana situasi terakhir di tempat gue bekerja sehari-hari. Tempat untuk meniti karir gue sebagai seorang guru muda, yaitu Sekolah Dasar. Yap, buat kamu kamu yang belom tau gue kerja apaan, nih gue kasih tahu, kalo status gue adalah seorang Guru Honorer di Sebuah SD di PELOSOK Kabupaten Tangerang. Yah benar, tempat gue mengajar ini sangatlah pojok. Berbatasan langsung dengan Kabupaten Bogor.
Kalo ada
yang masih nanya, dimana sih Kabupaten Tangerang itu?
Secara
geografis (ceilah) Kabupaten Tangerang terletak berbatasan langsung –sebelah
barat dengan Kota Tangerang Selatan, sebelah selatan dengan Kabupaten Bogor.
Gini deh yang mudahnya, itu tuh, tempat Bang Rano Karno pertama jadi wakil Bupati,
sebelom sekarang jadi wakil Gubernur Banten, ngerti? Bagussss…
Oke setelah
informasi tadi, sekarang gue mau menceritakan bagaimana keluh kesah gue meniti
karir di SD ini.. bagaimana keseharian gue bekerja di SD ini..
Sudah jelas
kalo pekerjaan yang ada di Sekolah itu pasti berurusan dengan yang namanya
mengajar, mendidik, membuat administrasi, membimbing siswa dan lain-lain gitu..
nah, itulah yang gue kerjakan sehari-hari di sini.
Setiap jam
7 pagi, gue udah nongkrong di halaman sekolah, bersama guru lain membimbing
para siswa untuk mengamalkan ‘kebersihan sebagian dari iman’, yang adalah
program pemerintah untuk menciptakan lingkungan yang bersih, sehat dan
kondusif.. ya kalo bahasa kitanya sih, nyapu bersama.. pagi-pagi, semua unsur
yang ada di sekolah, tanpa terkecuali, ikut bersih-bersih. Bahkan,
abang-abang yang berjualan kami suruh untuk ikut menyapu.. ibu-ibu yang nganterin anaknya, kami ajak untuk ikut bersih-bersih.. karena sekolah kami ini berada di perkampungan yang masih banyak pepohonan gitu, jadinya banyak banget daun yang berjatuhan, yang harus dibersihkan setiap pagi.
abang-abang yang berjualan kami suruh untuk ikut menyapu.. ibu-ibu yang nganterin anaknya, kami ajak untuk ikut bersih-bersih.. karena sekolah kami ini berada di perkampungan yang masih banyak pepohonan gitu, jadinya banyak banget daun yang berjatuhan, yang harus dibersihkan setiap pagi.
Kami gak
perduli itu siswa anaknya pejabat, PNS, pengusaha atau lainnya yang katanya
terhormat. Tapi di sekolah ini semuanya sewaktu bersih-bersih, pegang sapu,
pegang tempat sampah.. menyapu, membuang sampah, bersih-bersih..
Kalo udah
beres bersih-bersih, kami semua mencuci tangan bergantian di kamar mandi. Baru
setelah itu, semuanya masuk ke dalam kelas masing-masing untuk belajar
mengajar.
Tahun lalu,
gue dikasih kesempatan buat menjadi pengajar PJOK (pendidikan jasmani, olahraga
dan kesehatan), sekaligus operator sekolah (bagian administrasi tata usaha).
Tapi untuk tahun sekarang gue dikasih kesempatan menjajal hal baru. Tahun ini
gue berpindah posisi menjadi pengajar SBK (seni budaya dan keterampilan). Basic
gue nyambung sih, gue kan anak band gitu (baca: seni). Setelah gue mendapat
surat tugas untuk menjadi pengajar SBK, gue memfokuskan atau merumuskan apa
yang akan gue lakukan setahun ke depan. Selain daripada menyiapkan program
tertulis.
Kesimpulan
dari program yang gue buat sih, gue itu bertujuan buat mengeksplor
sebesar-besarnya bakat kreatifitas seni siswa (cailah). Maksudnya gini, gue
akan memberikan kesempatan sama kepada seluruh siswa untuk mereka mencoba berbagai
macam cabang seni, yang tentunya masih dalam kelas tahap Sekolah Dasar.
Sebelumnya
gue telah menilai berbagai hal yang harus dibenahi dalam bidang seni di sekolah
gue ini. Diantaranya :
1.
Masih banyak yang kurang hafal lagu nasional. Ini
terlihat dari setiap kali upacara bendera, lagu nasional yang dinyanyikannya ‘Bagimu
Negeri’ lagi, terus menerus setiap hari senin. Ini harus dirubah. Gue ingin
setiap hari senin lagu nasional yang dinyanyikan berbeda-beda. Dan yang hafal
jangan anak itu-itu terus, tetapi harus semua siswa hafal sekaligus mengenal
lagu-lagu nasional kita, bahkan harus bisa sampai mencintainya. Pun dengan lagu
anak-anak, gue akan membuat para siswa sering menyanyikan lagu anak-anak.
2.
Ketika menggambar pasti ‘menggambar gunung’. Sudah pasti
tahu kalo anak SD disuruh menggambar, pasti mereka akan senang sekali. Tapi,
ketika belajar menggambar kebanyakan –bahkan semua siswa- pasti ‘menggambar
gunung’. Tidak salah memang, tetapi kalo selama enam tahun jadi murid SD, tapi
urusan menggambar saja tidak ada perkembangan, gunung lagi gunung lagi, bisa
dipertanyakan entar guru-nya. Ya masa si anak tidak punya kreatifitas yang
lain, ya masa guru-nya tidak bisa mengimajinasikan siswanya untuk hal yang
lain.. gue kepengen, anak-anak tuh lebih kreatif lagi dalam hal menggambar..
gue pengen ketika mereka menggambar, ibaratnya mereka sedang menjadi seorang
pelukis, menerbangkan imajinasi mereka secara liar, menuangkannya dalam bentuk
gambar melalui warna yang ada (cailah keren kan).
3.
Anak-anak kurang menari. Memang, benar sekali kalo gue
tidak bisa menari. Tapi so what, gue bisa mengajarkan siswa menari, melalui
video download-an kali.. nih yah, -walopun SD gue ini ada di pelosok, tapi
–karena ada gue-nya- kami jadi gak gaptek dalam system pembelajarannya. Nanti
gue akan putarkan tarian-tarian dari banyak daerah. Biar mereka gak terkena
virus dance-nya ceribel, sepenikon, ama yang sejenisnya lah. Ngeri kalo anak SD
dance-dance kek gitu..
4.
Karya seni-nya masih kurang banyak. Ini dia
pamungkasnya. Dalam hal karya seni, gue akan banyak mengeksplor kemampuan
siswa. Gue akan membuat berbagai macam bentuk karya seni terapan yang bisa
digunakan dalam kehidupan sehari-hari, tentunya dengan cost yang murah. Karena
tidak boleh ada pungutan, sebisa mungkin gue akan selalu menggunakan bahan
bekas, yang bisa didaur ulang.
5.
Yang nomor lima ini Cuma tambahan aja dari gue, yaitu
tentang : acting. Yups, berlagak layaknya seorang sutradara, gue akan mencari,
barangkali dari sekian banyak anak, ada yang punya bakat acting yang terpendam
sejak lama, gue akan menggalinya. Nanti di kelas, gue akan menyisikkan waktu
untuk mengadakan sebuah drama anak SD. Urusan cerita, kalo misalnya anak SD gak
bisa bikin, ehm, tenang aja, pake stok cerita cerpen gue aja. Hehehe.. ini juga
sebagai strategi gue untuk mengasah diri gue, apakah gue bisa membuat menulis
scenario cerita pertunjukkan. Apakah gue bisa? Gue pasti bisa. Hehe-
Wokeh.
Itulah sekelumit bagian dari rencana gue untuk menjadi pengajar SBK di tempat
gue bekerja (sekolah dasar). Semoga gue bisa menumbuhkan kreatifitas siswa
dalam hal seni. gue sadar, gue bukanlah orang yang ahli dalam bidang seni.
tapi, taukah kawan, yang dibutuhkan seorang murid bukanlah guru yang pintar dan
hebat, tetapi mereka hanya butuh guru yang bisa menjadi sahabat buat mereka..
So, buat
kawan-kawan semua yang sekarang sedang mempersiapkan dirinya untuk menjadi
seorang guru (pengajar), pesan dari gue : jangan hanya mempersiapkan setumpuk
ilmu di tempurung otak, siapkan juga jiwa bersahabat, tumbuhkanlah di dalam
hati kalian kawan.
0 Komentar:
Posting Komentar
Jadi bagaimana menurutmu tentang Mimpiku?